22 Maret 2010

Memaknai Pertolongan Allah


Bismillah...

Alhamdulillah, ashsholaatu wassalaamu 'ala Rasulillah wa'ala aalihi washohbihi ajma'in

Masih terngiang ucapan Ustadz Aam Amiruddin dalam suatu kajian di Bandung yang pernah ku ikuti sekitar sepuluh tahun yang lalu...
"Terkadang pertolongan Allah itu datang dengan awal yang tidak nyaman, tidak mengenakkan..."
Yah, sehingga kita sering salah paham dan bersu'udzhon, bahkan menganggap Allah tak adil, astaghfirullah...

Ustadz bercerita, suatu ketika beliau naik bis, dan mendapat tempat duduk yang nyaman, di bagian tengah bis, samping jendela. Tiba-tiba datang sepasang orang yang mengusir beliau karena mereka ingin duduk bersama di tempat itu. Akhirnya dengan hati dongkol beliau mengalah dan mengambil tempat duduk yang tersisa di bagian belakang bis. Selama perjalanan beliau menyaksikan pasangan tadi menikmati pemandangan dari jendela bis dengan nyaman, sementara beliau merasa sangat tidak nyaman, tempat duduknya yang tepat di atas ban, membuat badan sakit karena ikut "melompat-lompat". Qodarullah, terjadi kecelakaan, singkat cerita, beliau selamat, sementara pasangan yang menempati kursi beliau tadi ... tewas, badannya tertusuk besi dari samping, satunya kalo tidak salah luka parah. Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un, seketika beliau tersadar betapa Allah telah menolong beliau dari hal yang tidak diinginkan.

Begitulah, satu contoh.

Contoh kedua... seorang wanita sebut saja Fulanah A, batal menikah, padahal sudah sampai tahap persiapan pelaksanaan aqad. Bayangkan betapa kecewanya, betapa malunya keluarga sementara undangan telah disebar, dan si calon mempelai laki-laki (Fulan) ini membatalkannya karena akan menikah dengan WIL, wanita idaman lain.
Waktu pun berlalu...dalam sebuah perjalanan, Fulanah A duduk berdampingan dengan seorang wanita - sebut saja Fulanah B - di dalam pesawat, terjalinlah obrolan, dengan izin Allah, Fulanah B bercerita kepada Fulanah A, bahwa suaminya adalah seorang laki-laki yang kasar, suka memukul istri, Fulanah B menderita. Usut punya usut, ternyata suami Fulanah B adalah si Fulan !!
U see..? apakah Fulanah A menyadari ketika di awal peristiwa batalnya pernikahan mereka, bahwa itu sejatinya pertolongan Allah ?

Laa haula walaa quwwata illa billaah...
Coba kita tengok perjalanan hidup kita dan orang-orang di sekitar kita, mungkin pernah kita alami hal serupa. Awal yang tak enak, berakhir dengan kemudahan, kebahagiaan, karena ternyata itu adalah pertolongan Allah.

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
QS. al-Baqarah (2) : 152-153


Serahkan urusan kita pada Allah, tawakkal, nantikan pertolongan Allah dengan kesabaran. Yakin bahwa suatu saat rahasia Allah itu akan terungkap, hikmah itu akan datang menghampiri.


“Kepada Allahlah kalian bertawakkal (menyerahkan diri) jika kalian benar-benar orang yang beriman.” (Al-Maidah: 23)



***

Akhir-akhir ini ramai pembicaraan tentang polemik hukum rokok. Sebagian orang yang kontra, berpendapat bahwa untuk mengeluarkan fatwa haram, harus lihat-lihat dampak, misalnya dampak sosial. Mungkin dalam hal ini yang dimaksud adalah kerugian perusahaan rokok yang mengakibatkan PHK sebagian karyawannya.
Mari kita renungi (daripada berdemo), untuk coba memaknai peristiwa ini...
Bisa jadi ini pertolongan Allah buat para karyawan yang di PHK. Allah mungkin tak ingin mereka terus menerus membiayai hidup mereka, menafkahi keluarga mereka, dengan uang dari usaha / tolong menolong dalam membuat dan menyebarkan rokok. Allah mungkin ingin mereka mengubah hidup mereka , untuk memperoleh penghasilan yang lebih baik. Wallahu a'lam. Jika mereka mau memaknai PHK ini sebagai pertolongan Allah, maka langkah yang diambil selanjutnya adalah memikirkan alternatif pekerjaan atau sumber penghasilan lain yang halal dan thoyyib. There's a will, there's a way, insya Allah.

"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai kaum itu merubahnya (Ar Ra'd 11).

Life goes on... jangan berhenti melangkah karena tersandung, namun kita diperintahkan untuk terus bangkit, berusaha dan bertawakkal. Yakin dengan janji Allah yang pasti.


Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
QS. al-Insyirah (94) : 5-8


Tak perlulah repot2 demo, menghujat pihak yang mengeluarkan fatwa, mencela pemerintah yang tidak memfasilitasi penyediaan lapangan kerja pengganti, terbuang energi jika berharap pada makhluk.

Boleh jadi kita tak suka dengan sesuatu, tapi ternyata itu baik bagi kita. Boleh jadi kita cinta sesuatu, padahal memudharatkan kita.

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

“Ya Allah, Perbaikilah kondisiku semuanya, janganlah Engkau serahkan aku pada diriku sendiri walau sekejap mata, dan jangan pula engkau serahkan aku pada seorang pun dari makhluk-Mu.”

Tidak ada komentar: